MENILAI KONDISI EKONOMI DAN KONDISI GLOBAL
MENILAI KONDISI EKONOMI Kondisi ekonomi
mencerminkan tingkat produksi dan konsumsi untuk suatu negara, wilayah,
atauindustri tertentu.Kondisi ekonomi dapat memengaruhi pendapatan atau beban
dari suatu bisnis dan oleh karena itudapat memengaruhi nilai dari bisnis
tersebut. Ada empat faktor yang memengaruhi kondisi ekonomi suatu bisnis, yaitu
pertumbuhan ekonomi negara,inflasi, tingkat bunga, dan pengangguran.1.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah perubahan
dalam tingkat aktivitas ekonomi secara umum dalam suatu negara. Secara umum,
ada dua indikator utama dari pertumbuhan ekonomi yaitu tingkat produksi total
dari barang dan jasa dalam perekonomian serta jumlah total pengeluaran dalam
perekonomian (pengeluaran agregat).Tingkat produksi total dan total pengeluaran
agregat sangat berkaitan erat sebab tingkat pengeluaran konsumen yang tinggi
mencerminkan permintaan yang tinggi untuk barang dan jasa. Tingkat produksi
total bergantung pada total permintaan akan barang dan jasa. Pertumbuhan
ekonomi pada umumnya diinterpretasikan sebagai persentase perubahan dalam
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product—GDP), yaitu total nilai pasar
dari seluruh barang jadi dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara, dari satu
periode ke periode berikutnya. Bisnis cenderung untuk memantau perubahan dalam
pertumbuhan ekonomi yang dapat menandakan perubahan dalam permintaan akan
produk dan jasanya. Seringkali pertumbuhan ekonomi kuat dan pada saat yang lain
melemah. Keadaan ini sangat mempengaruhi kinerja bisnis.Ekonomi yang lebih kuat
dapat menyebar dengan cepat antarbisnis. Ketika pelanggan mulai meningkatkan
pengeluarannya, perusahaan mengalami permintaan yang lebih tinggi akan
produknya sehingga mulai mempekerjakan lebih banyak karyawan serta memperluas
operasinya sehingga terjadi peningkatan permintaan untuk perlengkapan, jasa
konstruksi, dan bahan baku. Sementara itu, ekonomi yang lemah mengakibatkan
rendahnya permintaan akan barang dan jasa sehingga dapat mengurangi pendapatan
perusahaan. Bahkan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa kebutuhan pokok
pun turut dipengaruhi secara negatif oleh perekonomian yang lemah karena
pelanggan cenderung untuk mengurangi permintaan mereka.Beberapa perusahaan
mengambil langkah dengan memberhentikan beberapa karyawannya, mengurangi rencana
ekspansi, ataupun mengurangi belanjanya.2. Inflasi Inflasi (inflation) adalah
kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara umum selama periode waktu
tertentu.Tingkat inflasi dapat diestimasikan dengan mengukur persentase
perubahan dalam indeks harga konsumen, yang mengindikasikan harga dari sejumlah
besar produk konsumen seperti produk kebutuhan sehari-hari.Inflasi dapat
mempengaruhi beban operasi suatu perusahaan. Tingkat inflasi yang lebih tinggi
akan menyebabkan peningkatan beban operasi yang lebih besar. Namun, pendapatan
perusahaan juga akan tinggi selama periode inflasi sebab perusahaan mengenakan
harga yang lebih tinggi guna mengompensasikan beban yang lebih tinggi. Inflasi
dapat digolongkan dalam tiga garis besar sebagai berikut. a) Berdasarkan
tingkat parah tidaknya inflasi: Inflasi ringan (< 10% per tahun, single
digit inflation). Inflasi sedang (10% - 30% per tahun).
Ada 2 tipe pertumbuhan ekonomi :
1.
Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika
perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang
dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Misalnya, ketika pertumbuhan ekonomi
Amerika Serikat lebih kuat dari biasanya, maka total tingkat pendapatan dari
para pekerja Amerika serikat relative tinggi, sehingga terdpat volume
pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang dan jasa. Karena permintaan untuk
barang dan jasa tinggi, maka perusahaan yang menjual barang dan jasa akan
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.
Dampak
dari perekonomian yang lebih kuat dapat menyebar dengan cepat antarbisnis.
Ketika pelanggan mulai meningkatkan pengeluarannya, perusahaan mengalami
permintaan yang lebih tinggi terhadap produk-produknya dan bahkan mulai
mempekerjakan lebih banyak karyawan guna mengakomodasi peningkatan permintaan.
Perusahaan mungkin juga perlu untuk memperluas operasinya, yang mengakibatkan
peningkatan permintaan untuk perlengkapan, jasa konstruksi, dan bahan baku.
Kemudian perusahaan konstruksi harus mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk
mengakomodasi peningkatan permintaan konstruksi. Ketika lebih banyak lapangan
kerja yang diciptakan, tingkat pendapatan pelanggan secara umum meningkat,
sehingga memungkinkan mereka untuk menghabiskan lebih banyak uang. Selain itu,
investor yang berinvestasi dalam bisnis cenderung untuk memperoleh tingkat
pengembalian yang lebih tinggi atas investasinya ketika perekonomian kuat, dan
mereka mungkin saja menghabiskan sebagian besar atau seluruh pengembalian
tersebut untuk membeli barang dan jasa. Dengan demikian pendapatan ekstra
menimbulkan efek gelombang (ripple effect) ke seluruh sector perekonomian.
2.
Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Jika
pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan pendapatan perusahaan, maka
pertumbuhan ekonomi yang lemah mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang
dan jasa, sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Bahkan perusahaan
yang memproduksi barang atau jasa kebutuhan pokok dipengaruhi secara negative
oleh perekonomian yang lemah karena pelanggan cenderung untuk mengurangi
permintaan mereka. Misalnya saja, permintan akan minuman kopi di Starbucks
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara umum. Karena minuman kopi yang
spesial bukanlah kebutuhan pokok, maka permintaan untuk minuman semacam itu
akan lebih kuat ketika para pelanggan mendapatkan penghasilan yang relative
tinggi dan mampu membelinya. Permintaan akan minuman ringan dan air dalam
kemasan juga dipengaruhi, karena sebagian orang lebih mengandalkan air minum
gratis dari keran dalam kondisi ekonomi yang lemah.
Jenis & Macam Pengangguran
1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
Bunga, Inflasi dan
Krisis Global
Teori likuiditas atas
bunga menjelaskan bahwa, bunga adalah harga uang, dan harga uang (bunga)
ditentukan oleh jumlah uang (money
supply). Dengan demikian, jika uang yang tersedia (money supply) rendah maka
tingkat bunga akan naik dan tinggi. Sebaliknya, jika jumlah uang yang tersedia
(money supply)
amat rendah, maka akan terjadi kesulitan likuiditas yang pada akhirnya membuat
perekonomian macet alias kriris. Krisis global yang terjadi saat ini
diantaranya disebabkan karena rendah jumlah uang yang tersedia terutama di
Amerika Serikat akibat kredit macet (subprime
mortgage) yang berdampak kebanyak negara dan akhirnya menimbulkan
krisis keuangan global. Kredit macet yang terjadi di Amerika Serikat tersebut
disebabkan karena naiknya suku bunga kredit dari 1 persen menjadi sekitar 5%
untuk subprime mortgage tersebut. Karena adanya kenaikan suku
bunga kredit tersebut, maka banyak nasabah yang tidak mampu membayar
kreditnya. Kredit macet ini mencapai 1,2 triliun US $ yang mengakibatkan
macetnya sistem keuangan AS dan akhirnya kebanyak negara di dunia. Dari fakta
ini jelas bahwa penyebab krisis keuangan dan krisis ekonomi global di
picu oleh harga uang alias bunga (interest)
yang tinggi atau naik. Dan krisis tahun 2007 – 2008 ini barulah awal
(Smick. 2008), akan menyusul krisis-krisis lain bila sistem keuangan yang
berlaku tetap seperti ini.
Gambar 2. Data Inflasi
dan Pertumbuhan Uang Beredar Internasional 1996 – 2004
Inflasi (%, skala
logaritma)
Pertumbuhan jumlah
uang beredar (%, Skala logaritma)
Sumber : Mankiw. 2007
Dengan sistem keuangan
seperti saat ini, transaksi di pasar uang (financial
market) lebih besar dibandingkan dengan transaksi di sektor riil.
Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency
speculation dan derivative
market) dunia dalam sehari berjumlah US$ 1.5 trillion, sedangkan
volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor real hanya US$ 6 trillion setiap tahun (BI.
2009).
Diwany (2005) menyatakan
bahwa sistem keuangan yang diterapkan di dunia saat ini bertentangan dengan
konsep “entropi”. Entropimenggambarkan
tingkat ketidak teraturan dalam suatu sistem fisika, dan secara alamiah laju
peningkatan level ketidak teraturan atau entropi akan menurun dari waktu ke waktu.
Sistem keuangan saat ini yang menerapkan bunga (interest)
menurut Diwany menyebabkan laju penurunan ketidak teraturan yang semakin tingi
dari waktu kewaktu. Diwany menjelaskan bagaimana kerusakan lingkungan yang
semakin parah akibat pembukaan lahan pertanian dengan dana pinjaman yang
didasarkan bunga. Berdasarkan analisis Michael Lipton tahun 1992 (dalam Diwany.
2005) menyimpulkan bahwa, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah
insentif untuk menerapkan teknik pertanian yang memperhatikan konservasi
lingkungan. Selanjutnya Lipton menjelaskan bahwa peningkatan
suku bunga secara dramatis pada tahun 1977 – 1979 dan bertahan sampai sekarang,
telah meningkatkan insentif dalam kalangan rumah tangga, lingkungan
bisnis dan pemerintah untuk menghabiskan sumber-sumber daya alam sekarang serta
mengabaikan akibat yang ditimbulkannya di masa yang akan datang.
Dari fakta ini, dapat disimpulkan bahwa makin tinggi suku bunga maka makin
besar kemungkinan rusaknya lingkungan dan akan semakin besar sumber daya yang
dikuras, akibatnya akan semakin cepat bumi ini hancur.
Selanjutnya Murphy,
Shleifer dan Vishny tahun 1993 (Hermanto. 2001) mengemukakan bahwa dengan
mengutamakan bunga/ mencari bunga (rent-seeking)
dalam aktivitas ekonomi menghambat pertumbuhan ekonomi. Ada dua alasan mengapa rent-seeking dan korupsi terlalu mahal bagi
pertumbuhan ekonomi yaitu: 1) aktivitas rent-seeking meningkatkanreturns. Dengan demikian
peningkatan aktivitas rent-seeking akan membuat lebih menarik daripada
aktivitas produktif. Kondisi ini dapat memacu pada keseimbangan dalam
perekonomian, dengan tingkat rent-seeking yang sangat tinggi dan output yang rendah. 2).Rent-seeking, terutama public
rent-seeking oleh
pejabat pemerintah sangat memperparah aktivitas yang inovatif daripada
aktivitas produksi tiap hari.
Fakta lain dari bunga (interest) atau “riba”
(dalam ekonomi Islam) menunjukkan bahwa tidak saja membuat orang miskin tetapi
juga membuat banyak negara (berkembang) makin miskin dan makin besar hutangnya.
Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion
US dollarsdan masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki,
wanita, anak-anak di negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki
hutang $ 600, dimana pendapatan rata-rata masyarakat pada negara yang paling
miskin kurang dari satu dollar per hari.
Selain itu, sistim bunga
dalam sektor keuangan telah menimbulkan krisis ekonomi. Sepanjang abad 20, (Roy
Davies dan Glyn Davies. 1996) dalam buku mereka a
history of money from ancient times to the present day, menyatakan
bahwa telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor
keuangan). Pasar finansial menjadikan dunia ini melengkung, sehingga kita tidak
bisa melihat apa yang ada dibalik kaki langit. Pasar finansial selalu dipenuhi
oleh informasi yang tidak pasti dan tidak lengkap, tidak transfaran (Smick.
2008). Itulah sebabnya menurut Smick, krisis keuangan yang terjadi pata tahun
2007 – 2008 measih merupakan krisis awal. Ini berarti bahwa krisis- krisis lain
akan terus bermunculan dan waktu terjadinya dari krisis satu ke krisis lain
semakin singkat.
Gambar 3. Perkembangan
Total Hutang Negara-Negara Berkembang 1972 – 2000
Sumber: Bank Indonesia
(2009).
Pada umumnya keberadaan Pemerintah memiliki pengaruh perekonomian pada
tingkat yang berbeda-beda. Ada pemerintahan yang mengatur perekonomiannya
secara ketat atau intensif dan ada pula yang membatasi sebagai pendukung saja
dalam suatu perekonomian. Beberapa peran pemerintah dalam perekonomian adalah
pemerintah membantu perkembangan bisnis secara umum, mendorong persaingan usaha
yang sehat, membanatu kelompok ekonomi lemah, dan sebagai stabilizer.
Pemerintah Indonesia memegang peranan penting dan memberi pengaruh signifikan dalam dunia ekonomi Indonesia, yang menganut sistem ekonomi Pancasila atau campuran dari sistem ekonomi liberal/pasar dan sistem ekonomi kendali sentral. Pemerintah mengontrol kegiatan-kegiatan ekonomi dan juga aktivitas expor impor, namun masih memberikan ruang bagi kreativitas dan kebebasan berusaha.
Seiring berkembangnya perekonomian dewasa ini, perekonomian dunia semakin mengarah ke sistem ekonomi liberal, dengan dibukanya free trade area dimana-mana dan kontrol pemerintah yang semakin dikurangi. Namun demikian, pemerintah tetap memegang kebijakan dalam menentukan haluan ekonomi sebuah negara. Pengaruh ini bisa dalam macam-macam hal yang berkaitan dengan ekonomi
Pemerintah federal dapat mempengaruhi bisnis dengan menerapkan peraturan atau dengan membuat kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonomi. Karena regulasi cenderung bermacam tergantung industry. Untuk mempengarui kondisi ekonomi, pemerintah federasi mengimplementasikan kebijakan moneter dan fiskal.
1. Kebijakan Moneter Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru sudah pernah memanas. Pada saat itu pemerintah melakukan kebijakan moneter berupa contractionary monetary policy dan vice versa. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yang harus dibayar relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini berupa open market operation memerlukan ongkos yang mahal. Kondisi ini diperparah dengan adanya kendala yang lebih besar, yaitu pengaruh pasar keuangan internasional
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal mewakili keputusan bagaimana pemerintah federal seharusnya menentukan serangkaian tingkat pajak dan membelanjakan uangnya. Keputusan ini sangat relevan untuk bisnis karena mereka mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan dengan demikian dapat mempengaruhi permintaan barang dan jasa perusahaan.
• Revisi dari Tingkat Pajak Pendapatan Pribadi
Misalnya, kebijakan fiscal yang mengurangi pajak pendapatan pribadi. Kebijakan ini memberikan kepada orang pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi, yang akan mendorong mereka untuk lebih membelanjakan uangnya. Perilaku seperti itu merefleksikan kenaikan dalam agregat permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis yang dapat memperbaiki kinerja bisnis.
• Revisi atas Pajak Korporasi
Kebijakan fiscal juga dapat mempengaruhi pendapatan setelah pajak perusahaan secara langsung.
• Revisi dalam Pajak Cukai
Pajak cukai adalah pajak yang diterapkan oleh pemerintah federal pada produk tertentu. Pajak ini menaikkan biaya produksi barang ini. Sebagai konsekuensi, manfuaktur cenderung membebankan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan pada produk. Jadi konsumen secara tidak langsung terbebani pajak. Pajak juga mungkin tidak mendorong konsumsi dari barang ini dengan secara tidak langsung mempengaruhi harga. Cukai biasa diterapkan pada berbagai produk termasuk minuman alcohol dan tembakau.
• Revisi dalam Defisit Anggaran Belanja
Kebijakan fiscal yang dibuat oleh pemerintah federal memberikan jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan oleh pemerintah federal dan jumlah pengeluaran federal. Jika pengeluaran pemerintah federal melebihi jumlah fajak federal, mengakibatkan deficit anggaran belanja federal.
Pemerintah Indonesia memegang peranan penting dan memberi pengaruh signifikan dalam dunia ekonomi Indonesia, yang menganut sistem ekonomi Pancasila atau campuran dari sistem ekonomi liberal/pasar dan sistem ekonomi kendali sentral. Pemerintah mengontrol kegiatan-kegiatan ekonomi dan juga aktivitas expor impor, namun masih memberikan ruang bagi kreativitas dan kebebasan berusaha.
Seiring berkembangnya perekonomian dewasa ini, perekonomian dunia semakin mengarah ke sistem ekonomi liberal, dengan dibukanya free trade area dimana-mana dan kontrol pemerintah yang semakin dikurangi. Namun demikian, pemerintah tetap memegang kebijakan dalam menentukan haluan ekonomi sebuah negara. Pengaruh ini bisa dalam macam-macam hal yang berkaitan dengan ekonomi
Pemerintah federal dapat mempengaruhi bisnis dengan menerapkan peraturan atau dengan membuat kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonomi. Karena regulasi cenderung bermacam tergantung industry. Untuk mempengarui kondisi ekonomi, pemerintah federasi mengimplementasikan kebijakan moneter dan fiskal.
1. Kebijakan Moneter Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru sudah pernah memanas. Pada saat itu pemerintah melakukan kebijakan moneter berupa contractionary monetary policy dan vice versa. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yang harus dibayar relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini berupa open market operation memerlukan ongkos yang mahal. Kondisi ini diperparah dengan adanya kendala yang lebih besar, yaitu pengaruh pasar keuangan internasional
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal mewakili keputusan bagaimana pemerintah federal seharusnya menentukan serangkaian tingkat pajak dan membelanjakan uangnya. Keputusan ini sangat relevan untuk bisnis karena mereka mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan dengan demikian dapat mempengaruhi permintaan barang dan jasa perusahaan.
• Revisi dari Tingkat Pajak Pendapatan Pribadi
Misalnya, kebijakan fiscal yang mengurangi pajak pendapatan pribadi. Kebijakan ini memberikan kepada orang pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi, yang akan mendorong mereka untuk lebih membelanjakan uangnya. Perilaku seperti itu merefleksikan kenaikan dalam agregat permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis yang dapat memperbaiki kinerja bisnis.
• Revisi atas Pajak Korporasi
Kebijakan fiscal juga dapat mempengaruhi pendapatan setelah pajak perusahaan secara langsung.
• Revisi dalam Pajak Cukai
Pajak cukai adalah pajak yang diterapkan oleh pemerintah federal pada produk tertentu. Pajak ini menaikkan biaya produksi barang ini. Sebagai konsekuensi, manfuaktur cenderung membebankan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan pada produk. Jadi konsumen secara tidak langsung terbebani pajak. Pajak juga mungkin tidak mendorong konsumsi dari barang ini dengan secara tidak langsung mempengaruhi harga. Cukai biasa diterapkan pada berbagai produk termasuk minuman alcohol dan tembakau.
• Revisi dalam Defisit Anggaran Belanja
Kebijakan fiscal yang dibuat oleh pemerintah federal memberikan jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan oleh pemerintah federal dan jumlah pengeluaran federal. Jika pengeluaran pemerintah federal melebihi jumlah fajak federal, mengakibatkan deficit anggaran belanja federal.